Resensi Novel & Rancangan Usul Penelitian
Ini adalah sebuah cerita dimana ada sebuah
kisah di sekolah Bogor Persada. Tapi dengan sebuah singkatan yang menarik yaitu
BOPER. Ya sedikit sedikit sekilas seperti kata BAPER sih. Hehehheh. Pandu
adalah tokoh utama dalam novel ini. Dia adalah seorang ketua kelas 11 IPA
3.dalam hari tertentu Bu salma masuk kedalam kelas 11 IPA 3.
Bu salma pun memperkenalkan siswa baru
yang bernama anggi. Yang berasal dari jepang. Sepertinya teringat dengan idol
grup jepang sih kaya AKB48 yang imut imut gitu menurut ku. Maklum anak wota
wkwkwk. Tapi setelah ku baca lagi ternya si anggi adalah anak yang sederhana
dengan kemsteriusannya.
Penulis juga menjelaskan bahwa tempat asal
si gadis pindahan jepang. Denga cukup deatail lah. Dan juga penulis menyisipkan
kata kata bahasa jepang seperti kata. Ohayou gozaimasu, watashiwa anggi desu.
Douzo yoroshiku onegaishimasu. Kaya salam perkenalan gitu dalam bahsa jepang.
Dan didalam kehidupan pandu ada banyak teman lagi seperti mamet, arif, zainal,
maya, ririn, damar, jati dan yuni. Dan ada pacarnya pandu dalam kisah ini.
Yaitu nadine. Dengan setelah gadis manis berparas cantik. Dimana pandu dan
nadine adalah pasangan yang cukup klop. Dimana keduanya saling pengertian
jarang sekali ada cemburu.
Nadine adalah anak yang suka membuat gambar
boneka bonekaan asal jepang yaitu teru teru bozo. Ya boneka buat penangkal
hujan gitu dalam kepercayaan jepang.kalo ingin tau detailnya seperti yang ada
digambar sampul cover. Lalu pandu pun menyarankan anggi supaya dia menaruh
gambarnya di mading. Karna dimading mulai jarang ada peminatnya. Pandu berharap
mading bisa kembali ngetren kembali.
Dan dari situ banyak hal hal yang akan di bahas tentang
kejanggalan kejanggalan. Dan dimulai lah petualangan seru dan ketegangan yang
mencekam.
Teru
teru bozu, teru bozu - Teru teru
bozu, teru bozu
Ashita
tenki ni shite o-kure - buatlah
esok hari yang cerah
Sorete
mo kumotte naitetara - tetapi
jika awan menangis
Somata
no kubi wo chon to kiru zo - aku akan
penggal kepalamu
Untuk cerita novel ini aku
kasih rating bintang 4 setengah.heheheheh bagus soalnya. Kalo kalian ingin
kelanjutannya lebih baik beli bukunya. Di toko buku gramedia juga ada. Dijamin
deh seru gak akan nyesel kalo belinYA. SOALNYA bener bener keren.
Judul buku : Rahasia Hujann
Penulis : Adham T. Fusama
Penerbit : Moka Media
Tahun Terbit : 2014
Tebal buku : 272 hal; 12,7 x 19 cm
ISBN : 979-795-857-4
(CONTOH )
RANCANGAN USUL PENELITIAN DENGAN
METODE EKSPERIMEN
JUDUL :
Studi Eksperimen tentang Respon Kognitif Siswa SMUN 4
Surakarta setelah Mendapat Terpaan Iklan Layanan Masyarakat mengenai Bahaya
Narkotika dan Obat-obatan Psikotropika yang Menggunakan Celebrity Endorsers dengan
yang tidak, untuk Media Iklan Audio Visual, Audio, dan Cetak.
LATAR BELAKANG MASALAH :
Bahaya pemakaian Narkotika dan obat-obatan psikotropika di negeri
ini sudah semakin mengkhawatirkan. Persoalan ini sudah mencapai titik yang
kritis karena wilayah peredarannya disinyalir sudah memasuki sekolah-sekolah
baik di tingkat SMU,SLTP bahkan ada yang sampai merambah ke sekolah sekolah
Dasar.
Mencermati kondisi itu diperlukan beberapa sarana untuk mencegah
makin meluasnya penyalahgunaan benda terkutuk ini, salah satunya melalui sarana
penerangan ke masyarakat seperti pembuatan iklan layanan masyarakat ( ILM )
tentang bahayanya menggunakan Narkotika dan sejenisnya. Khususnya, sesuai
dengan sasaran keprihatinan dalam penelitian ini adalah iklan layanan
masyarakat tentang Narkotika dan obat-obatan psikotropika yang segmentasinya
adalah siswa-siswi SMU.
Menyusun sebuah iklan layanan masyarakat meskipun tujuannya
tidaklah untuk mengejar keuntungan kapital karena yang dituju bukanlah
penjualan produk melainkan penyadaran masyarakat akan tetapi teknik dan
strategi eksekusi iklannya tetap berlandaskan pendekatan teoritis sebagaimana
dilakukan oleh dunia periklanan komersial.
Terdapat beberapa strategi di mana iklan diharapkan memiliki
efektivitas yang memadai sebagaimana tujuan iklan yakni
dengan menentukan secara tepat pemilihan media iklannya, selain itu juga
memanfaatkan sarana
penguat untuk mendukung terciptanya efek kognitif, afektif
bahkan perubahan perilaku di dalam diri khalayak yang mendapat terpaan
iklan.Pendukung iklan yang menggunakan testimoni atau kesaksian oleh tokoh
tertentu, katakanlah kalangan artis, dalam istilah periklanan lazim dikenal
sebagai celebrity endorsers.
Berangkat dari persoalan itulah penelitian ini hendak
dilakukan. Dengan menggunakan metode eksperimen, penelitian ini mencoba
mengetahui apakah ada perbedaan signifikan dalam hal respon kognitif khalayak
siswa SMU setelah mendapat terpaan iklan layanan tentang bahaya Narkotika ini
dengan membandingkan faktor celebrity endorsers dan yang tidak.Selain itu
penelitian ini juga akan melihat perbedaan efektivitas ILM dimaksud di atas
untuk kategori pemilihan media iklan audio visual (video klip ILM), audio (
audio record ILM ) dan cetak ( Printout ILM majalah )
RUMUSAN MASALAH PENELITIAN :
Apakah terpaan iklan layanan masyarakat tentang bahaya
penggunaan narkotika dan obat-obatan Psikotropika yang menggunakan celebrity
endorsers lebih efektif dibandingkan dengan yang tidak menggunakan celebrity
endorser di dalam menimbulkan respon kognitif tentang bahaya Narkotika dan
obat-obatan psikotropika bagi siswa SMU N 4 Surakarta.
Jenis media apakah yang paling efektif di antara media audio
visual, audio dan cetak, sebagai iklan layanan masyarakat tentang bahaya
penggunaan narkotika dan obat-obatan Psikotropika dalam menimbulkan respon
kognitif tentang bahaya Narkotika dan obat-obatan psikotropika bagi siswa SMU N
4 Surakarta
4. ASUMSI TEORITIS
Pemilihan media dalam iklan
Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan media iklan.
Di antaranya adalah kemampuannya dalam memvisualisasikan pesan sehingga
memiliki daya tarik tersendiri. Televisi atau media audio visual dianggap mampu
Tri Nugroho Adi -MPK Kuantitatif- Jurusan Ilmu Komunikasi Unsoed Page 3
menciptakan suasana yang bersamaam di berbagai wilayah jangkauannya dan
mendorong khalayak memperoleh informasi dan melakukan interaksi secara langsung
( Sumartono, 2002)
Televisi juga berkemampuan menimbulkan dampak yang kuat terhadap
konsumen. Kombinasi dua indera penglihatan dan pendengaran membuat televisi
mampu menciptakan kelenturan bagi pekerjaan-pekerjaan kreatif dengan
mengkombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna, drama, dan humor ( Kasali,
1993 )
Kelebihan –kelebihan televisi tersebut sebagai media iklan,
diasumsikan akan berpengaruh bagi audience-nya. Dalam suatu penelitian mengenai
hubungan intensitas menonton tayangan iklan televisi dan persepsi visualisasi
iklan terhadap tingkat pengenalan khalayak tentang produk menghasilkan
kesimpulan bahwa iklan memang berpengaruh besar dalam benak audience-nya ( Ari
Dina Krestiawan, 2002 )
Endorser dalam Iklan
Endorser atau pendukung adalah sumber informasi yang
terdapat dalam sebuah iklan, yang memiliki penerimaan dari isi atau argumen
dalam pesan yang disamoaikan karena kredibilitas dan daya tarik yang
dimilikinya.
Endorser dalam sebuah iklan merupakan sumber komunikasi yang
mempunyai peran sebagai orang yang terlibat dalam mengkomunikasikan pesan-pesan
yang terdapat dalam iklan. Menurut Blech G Myers ( dalam Moriarty, 1986 ) ada
beberapa alasan digunakannya endorser dalam iklan yaitu :
Dalam memakai endorser dapat meningkatkan angka konsumsi
dalam iklan ( viership dan listenership )
Seorang endorser yang memiliki sifat positif dan dikenal
oleh khalayak, maka dapat pula berdampak positif terhadap perusahaan dan produk
yang bersangkutan yang ia bintangi
Karakteristik seorang endorser dapat kemudian dihubungkan
dengan pamor produk Dalam konteks penelitian ini, pemilihan endorser dalam
iklan layanan masyarakat tentang narkotika karena pertimbangan dikenal tidaknya
seseorang oleh publik. Di sini tokoh yang mudah dikenali oleh para remaja SMU
adalah para selebrity. Selebrity diasumsikan mencerminkan simbol-simbol
tertentu seperti status sosial, gaya hidup ataupun simbol-simbol yang lain. Selebrity
sebagai endorser dianggap memiliki kekuatan untuk menarik perhatian khalayak
yang melihatnya. Terlebih lagi bagi masyarakat yang mengidolakannya.
Respon kognitif khalayak
Efek iklan sebagai salah satu bentuk komunikasi pesan
seperti juga yang dikemukakan oleh model hirarki efek komunikasi dari Lavidge
dan Steiner berjalan dari tahap kognisi ( pengetahuan), afeksi ( sikap) lalu
konasi ( tingkah laku ). Iklan dapat membentuk, merubah ataupun mempertahankan
persepsi tertentu. Dalam kaitan dengan model hirarki efek, persepsi merupakan
bagian dari tahap kognisi. Model hierarki efek sebagaimana dikemukakan oleh
Lavidge dan Steiner ( 1961 ) Dapat dilihat dalam bagan berikut :
Dalam model tersebut disebutkan adanya tiga aspek dalam efek komunikasi periklanan yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek konatif. Penelitian ini akan lebih terkait dengan aspek kognitif.
5. HIPOTESIS PENELITIAN
Iklan layanan masyarakat tentang bahaya Narkotika dan
Obat-obatan Psikotropika yang menggunakan celebrity endorsers lebih efektif dibandingkan
dengan yang tidak menggunakan celebrity endorsers di dalam menimbulkan respon
kognitif tentang bahaya Narkotika dan Obat-obatan psikotropika bagi siswa SMU N
4 Surakarta.
Terpaan iklan layanan masyarakat tentang bahaya penggunaan
narkotika dan obat-obatan Psikotropika yang menggunakan media audio visual lebih
efektif dibanding dengan media audio di dalam menimbulkan respon kognitif
tentang bahaya Narkotika dan obat-obatan psikotropika bagi siswa SMU N 4
Surakarta.
Terpaan iklan layanan masyarakat tentang bahaya penggunaan
narkotika dan obat-obatan Psikotropika yang menggunakan media visual lebih
efektif dibanding dengan media audio di dalam menimbulkan respon kognitif
tentang bahaya Narkotika dan obat-obatan psikotropika bagi siswa SMU N 4
Surakarta.
6. METODE PENELITIAN : EKSPERIMEN
Populasi dan Sampling :
Populasi dalam penelitian ini adalah para siswa-siswi SMU N
4 Surakarta
Sampling diambil dengan menggunakan random sampling
berstratifikasi dengan memperhatikan perbedaan jenjang kelas 1 sampai dengan
kelas 3
Variabel : Dua Independent Variabel adalah eksekusi iklan
dengan menggunakan celebrity endorsers dan yang tidak menggunakan celebrity
endorsers dan perbedaan jenis media. Sedangkan Variabel Dependentnya adalah
respon kognitif siswa tentang bahaya penggunaan Narkotika dan obat-obatan
psikotropika.
Design research: a 2 X 3 factorial design sebagai berikut :
(1) dua jenis eksekusi iklan yakni ILM yang menggunakan celebrity endorser dan
yang tidak menggunakan celebrity endorser (2) tiga jenis media : media audio/
radio; media audio visual/ televisi dan media cetak/majalah
Langkah penelitian:
Menyiapkan media ILM yang terdiri dari media audio visual,
media audio dan media cetak. Masing-masing media dibuat dengan eksekusi iklan
berbeda antara menggunakan celebrity endorsers dengan yang tidak. Mempersiapkan
ruangan treatment dsb.
Menyiapkan instrumen pengukuran termasuk melakukan test alat
ukur terlebih dahulu.
Menentukan subyek ( siswa) penelitian/eksperimen secara acak
dengan memperhatikan stratifikasi kelasnya, siswa kelas 1 sampai dengan kelas
3,dengan memperhatikan total jumlah siswa dalam kelas pararel. Karena jumlah
total siswa kelas 1 s.d. 3 pararel besar /lebih dari 100 siswa maka ditentukan
tiap kelas (pararel) adalah 15% ( sesuai dengan patokan penentuan jumlah sampel
menurut Arikunto, 2002 :112 )
(4) Siswa tersebut kemudian dibagi menjadi 3 Grup,Grup A
kelas 1, Grup B kelas 2 dan Grup C kelas 3 ( total kelompok ekperimen menjadi
18 kelompok )
Melakukan pretest dengan instrumen yang telah dipersiapkan
terhadap ketiga Grup yang masing- masing Grup terdiri dari enam kelompok.
Delapan belas kelompok ekpsperimen tersebut kemudian diberi treatment
/ perlakuan secara bersamaan sebagaimana tergambar dalam bagan di bawah ini :
Tri Nugroho Adi -MPK Kuantitatif-
Jurusan Ilmu Komunikasi Unsoed Page 7
Jurusan Ilmu Komunikasi Unsoed Page 7
Perlakuan
Jenis
Media
|
Terpaan ILM dengan celebrity endorsers
|
Terpaan ILM tanpa menggunakan celebrity endorsers
|
Audio visual
|
Kel I
|
Kel II
|
Audio
|
Kel III
|
Kel IV
|
Cetak
|
Kel V
|
Kel VI
|
Kel I kelompok yang mendapat terpaan ILM audio visual + celebrity
endorsers
Kel II kelompok yang mendapat terpaan ILM audio visual,
tanpa celebrity endorsers
Kel III kelompok yang mendapat terpaan ILM audio + celebrity
endorsers
Kel IV kelompok yang mendapat terpaan ILM audio, tanpa celebrity
endorsers
Kel V kelompok yang mendapat terpaan ILM cetak + celebrity
endorsers
Kel VI kelompok yang mendapat terpaan ILM cetak, tanpa celebrity
endorsers
dilakukan untuk ketiga Grup yakni Grup A,B dan C
Setelah melakukan treatment kemudian masing-masing kelompok diuji
ulang /posttest dengan menggunakan instrumen yang sama dengan yang dipakai
dalam pretest
Melakukan koding data hasil pretest maupun posttest.
Melakukan analisis data dengan alat analisis yang tepat (
Anova )
Interpretasi dan pembahasan , kemudian membua simpulan
penelitian
Penyusunan laporan hasil penelitian
Cara mengontrol variabel pengganggu :
Ada beberapa variabel yang dimungkinkan akan memengaruhi
hasil eksperimen :
1. Variabel jenis kelamin : dikendalikan dengan memasukkan
kedua jenis kelamin, siswa laki-laki dan perempuan dalam setiap kelompok dengan
jumlah yang berimbang.
2. Variabel perbedaan kelas (asumsi : perbedaan respon
kognitif ) dikendalikan dengan cara memasukkan variabel ini ke dalam perbedaan
grup dalam perlakuan tersendiri.
3. Variabel latar belakang pernah tidaknya siswa terlibat
kasus narkotika : dikendalikan dengan sebisa mungkin hanya memilih siswa yang
belum terlibat narkotika dan semacamnya.
4. Variabel latar belakang sosial ekonomi dikendalikan
dengan memperhatikan aspek randomisasi dalam sampling.
5. Variabel lingkungan ( ruang, kondisi dll ) dikendalikan
dengan membuat desain ruangan yang sebisa mungkin sama antara ruang perlakuan
kelompok satu dengan yang lain, dan dilakukan pada waktu yang bersamaan.
Alat analisis:
Uji F atau analysis of variance (Anova). Alat analisis
dipakai untuk menguji beberapa independent variabel yang juga disebut factors secara
simultan (Wimmer& Dominick, 2003 : 288 )
DAFTAR PUSTAKA ACUAN
Arikunto, Suharsimi. ( 2002). Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta : PT Rineka Cipta
Kasali, Rhenald. ( 1993).Manajemen Periklanan ( Konsep dan
Aplikasinya di Indonesia). Jakarta: PT Gramedia Utama Grafity.
Lavidge. R. & Steiner, G.A. ( 1961) “A Model for
Predictive Measurement of Advertising Effectiveness”. Jurnal of Marketing 25.USA
: American Marketing Association.
Moriarty, Sandra. ( 1986). Creative Advertising : Theory and
Practice. New Jersey : Prentice Hall
Sumartono. (2002). Terperangkap Dalam Iklan ( Meneropong
Imbas Pesan Iklan Televisi). Bandung : CV Alfabeta.
Wimmer, Roger D & Diminick, Joseph R. Mass Media
Research an Introduction (7ed. ).USA : Thomson/Wadsworth
SKRIPSI
Ari Dina Krestiawan. (2002 ). Pengaruh Desain Iklan yang
Menampilkan Image terhadap Persepsi Khalayak tentang Produk ( Studi Eksperimen
tentang Pengaruh Iklan Produk yang Menampilkan Image di Televisi terhadap
Persepsi Khalayak Tentang Produk. Jakarta : UI ( tidak diterbitkan )